Minggu, 30 Desember 2012

We All Have Problems.

Terkadang kamu merasa waktu mulai membunuhmu.
Dengan segala permasalahan yang mulai datang menghimpit tanpa mampu terselesaikan.
Sedang waktu merayap dengan sayap tanpa mampu disembunyikan.
Saat itulah kamu butuh sejenak untuk berdamai dengan waktu.


Dan terkadang hidup mulai mengubahmu.
Menenggelamkan takdirmu pada sesuatu yang tak diharapkan.
Bagaimana ini bisa terjadi
Dan apa yang bisa menolong, tanyakan pada hati mu.
Bukan pada jari-jari yang lelah bersuara.



Seseorang mengatakan padaku :



We all have problems. Times when we feel like killing ourselves. But there’s just simply bad days just like there are good days. And it takes both to make a person. So take it easy and enjoy life. Bad days end up fun if you have a sense of humor anyway.

Be it Free... :)


Just love it.

Expect every man to say it... :)


Sabtu, 29 Desember 2012

Realita itu bernama kehidupan.

Mungkin bila hidup bukan tentang ambisi dan emosi
Kita mampu lebih mudah memaknainya
Menjalani tanpa perlu beradu urat dengan takdir.

Tapi hidup mempersembahkan realitanya
Dimana segala watak dan sifat tercipta
Dan manusia selalu berupaya membuat yang tak mungkin menjadi mungkin
Layaknya segala kehendak.

Kamu ingin keluar dari planet bernama realitas ini
Dan kembali pada segala hayalan yang tak perlu apa-apa untuk diwujudkan

Tapi kakimu masih menginjak tanah
Dimana darah adalah darah
Dan hayalan tetap hanya menjadi buah pikiran

Kelak kamu akan berhenti berlari dan mulai menyadari.

Kamis, 27 Desember 2012

Surat yang tak pernah sampai.

Kalau saja hidup tidak berevolusi,
Kalau saja sebuah momen dapat selamanya menjadi fosil tanpa terganggu,
Kalau saja kekuatan kosmik mampu stagnan disatu titik,
Maka...
Tanpa ragu kamu akan memilih satu detik bersamanya untuk diabadikan.
Cukup satu.

Satu detik yang segenap keberadaannya dipersembahkan untuk bersamamu,
Dan bukan dengan ribuan hal lain yang menanti untuk dilirik pada detik berikutnya.
Betapa kamu rela membatu untuk itu.

Akan tetapi, hidup ini cair.
Semesta ini bergerak.
Realitas berubah.
Seluruh simpul dari kesadaran kita berkembang mekar.
Hidup akan mengikis apa saja yang memilih diam,
Memaksa kita untuk mengikuti arus agungnya yang jujur tetapi penuh rahasia.
Kamu, tidak terkecuali.


(Dee)

Biarkan kau hanya pada apa yang kau tahu.

Sayang, ini bukan cerita tentang lelahku
Karena memang sudah sewajarnya sebagai wanita aku mengerjakan tugasku.

Tapi ini lebih kepada kegelisahanmu,
Aku mulai bertanya-tanya, ada apa dan mengapa
Aku melihat mu tak seperti biasanya,

Apakah hadirku telah menyulitkanmu?

Lihatlah aku,
Aku berusaha ada hanya untuk mu,
Aku ingin menghapus peluhmu,
Menghadirkan tawa untuk mu,
Agar hidup tak terus menekanmu...

Jangan kau pelihara lagi duka itu, sayang.
Aku yang tersiksa melihatnya.

Berbagilah, dan dengan suka cita akan rentangkan pelukan untukmu.
Karena aku mencintaimu,
Sebab itu aku disampingmu.

Akupun ingin menangis, akupun ingin berteriak, akupun ingin mengeluh.
Tapi...
Ketika aku menyadari itu hanya akan menyulitkanmu,
Aku hapus semua keinginan itu.
Aku hanya ingin kau tenang melihatku bahagia disampingmu.

Andai kau tahu, betapa aku mencintaimu....

Andai kau tahu....

Luka yang melukai.

Bukan dirimu saatnya memberikan lengan...
Tapi diriku yang sudah bersedia merentangkan pelukan sejak tahu bahwa perihmu telah lukai...
Aku berjalan kearahmu tanpa pernah menyadari apa yang terjadi dibelakangmu.
Aku tulus ingin berada disampingmu...

Aku mungkin tak berhasil memapahmu,
Tentu saja...
Karena aku jauh lebih rapuh darimu

Aku mungkin tak berhasil menghapus setiap luka dalam hati hitam mu,
Memang harus begitu?
Bukankah itu inginmu...

Aku hanyalah butiran pasir, aku hanyalah sedikit cahaya dikala hujan,
sedang engkau selalu mengharapkan hujan itu datang
dan angin menyapuku bersih...

Engkau yang meragukan aku
Dan aku tidak pernah mengerti diragukan
Karena kepolosan atau ketulusan aku tak bisa membedakan apa yang ada dalam pikiranmu...

Sekarang...
Aku tak lagi berlari,
Aku tak akan lagi membujuk,
Aku akan tetap seperti ini,
Biarkan aku memelihara ketulusan padamu,
Biar tetap ku jaga cintaku untuk mendampingimu,
Tak kusalahkan engkau yang terkadang melukai,
Karena kutahu sudah lama kau tetap terluka,
Bukan karena tak bisa terobati, tapi kau memeliharanya.

Rabu, 26 Desember 2012

Ruang hati

Sebanarnya ini bukan tentang luka yang tak sengaja kau goreskan,
Karena aku tahu, tiada manusia yang sempurna
Tidak juga dirimu dan tutur katamu,
Saat segalanya diluar kendali memang membuat kita lupa dengan apa yang sudah terucapkan.

Tapi ini adalah tentang cintaku kepadamu,
Cinta yang telah ku tumbuhkan dan kurawat dalam sebuah raga
Dalam raga ada hati, dan dalam hati, ada satu ruang tak bernama.
Ruang itu mungil, isinya lebih halus dari serat sutra
Berkata-kata dengan bahasa yang hanya dipahami oleh nurani.
Disanalah aku menyimpan cintaku padamu,
Menjaganya dengan setia, dan merawatnya dengan sekuat tenaga.

Tapi yang membuatku tersentak malam ini,
Adalah betapa hebatnya ruang itu, hanya dengan sebilah kata
Sudah terasa nyeri dan pilu,
Inikah yang dinamakan cinta?
Hingga tak rela kau mengatakan apa yang seharusnya tidak dikatakan kepada wanita lain,
Meski terkadang lisan pun ingin bercanda,
Dengan teman maupun dengan siapapun...

Ruang itu memang mungil, memang halus, lebih dari serat sutra,
Tentu mudah robek dan terluka,
Dan hanya mampu menyuarakan dalam ruang itu, betapa rasa sakitnya.
Karena begitu lemah dan rapuh.

Begitu lemahnya ia berbisik, sampai kadang-kadang engkau tak terusik.
Atau tak pernah tahu bahwa dalam ruang itu ada nyeri yang selalu
Ku obati sendiri...

Tentu kau tak akan tahu itu,
Hanya kehadirannya yang terus terasa,
Dan bila ada apa-apa dengannya, duniamu runtuh bagai pelangi meluruh usai gerimis.

Satu garis jangan sampai kau tepis : membuka diri tidak sama dengan menyerahkannya.

Di ruang kecil itu, sedang ku obati luka ku,
Dan kubiarkan cinta kembali menguatkannya,
Dan akan ku bangun lebih kokoh agar tak mudah porak-poranda,
Biarkan ku ajarkan padamu, apa itu setia dan cinta.


Dalam pendakian hidup.

Suatu hari aku pergi mendaki sebuah mimpi...
Sebuah mimpi yang kupikir adalah sebuah awal dari apa yang akan aku cita-citakan...
Aku merasa memiliki energi berlebih dan tak pernah merasa lelah...
Sampai di atas puncak pun aku tak pernah merasa sedikit lelah...

Tapi...

Ketika diatas sini, kusaksikan betapa apa yang kuharapkan hanyalah menjadi kumpulan kekosongan,
apa yang aku cita-citakan hanyalah tetap menjadi mimpi
dan segalanya menjadi terasa sakit, terasa sangat melelahkan...

Nyaris saja aku terjun dari atas sini...
Jika bukan karena Tuhan, tak akan aku berada pada tempat yang bernama Dunia...
Dan mungkin saja hanya sebuah sepi dan misteri yang tersisa...
Sampai aku pun tak berani membuka mata...

Andai waktu memberi sedikit ruang...

Tentu tak perlu aku terburu-buru mendaki dan menyadari...

Tentu kan kuhiraukan betapa perih setiap perdu yang melukaiku...

Tentu kan kupahami betapa letih kau terus membujuk dan terus menjaga disampingku....

Tuhan, andai aku punya sayap...

Dan kembali pada lorong yang telah Engkau sediakan,
Aku ingin sekali menghapus jejak ku disana,
dan tak akan membiarkan diriku menyadari sebuah kekosongan dan kekecewaan...

Tuhan, aku ingin kembali...
Pada waktu dimana Engkau telah mengantarkanku ke dunia,
dan kembali berbicara padaMu,
tentang hidup, tentang mimpi, tentang harapan, dan tentang takdir...



Tuhan, aku hanya mampu menatap dari tempatku sekarang....

Tuhan bolehkah aku bertanya.... ????

Tuhan bolehkah aku mengajukan pertanyaan...
Atau ini hanya sebuah kebodohannku saja...

Tuhan untuk apakah Engkau ciptakan diriku?

Tuhan untuk apakah Engkau berikan hidup ini?

Tuhan aku jatuh cinta padaMu, pada hidup yang Engkau berikan, pada kenyataan bahwa aku tercipta dari kekuatanMu...

Tapi Tuhan, untuk apa pula Engkau ciptakan rasa perih? rasa sakit? atau kenapa ada rasa tersakiti?

Tuhan maafkan aku yang tak menyukai semua itu,
maafkan aku yang berharap hidup ini hanya menyimpan rasa bahagia, tanpa ada sebuah kata bernama 'Sakit'....

Tuhan maafkan aku, yang terkadang tak menerima seutuhnya takdir dari Mu,
maafkan aku yang masih saja merengek pilu padaMu...
maafkan aku yang tak mampu menjadi kuat seperti mauMu...
maafkan aku yang tak seperti harapMu...

Tuhan saat Kita bertemu nanti, bolehkah aku mengajukan satu permintaan...

Tuhan, kenapa aku begini????

Hanya seperti inilah...

Hidup terkadang seperti Rollercoaster...
Membuat kita terkadang merasa seperti jungkir balik,
Mual, Berteriak, Tegang, tapi juga Senang...

Hidup juga menempatkan kita seperti roda....
Terus berjalan membuat kita tak hanya diatas tapi terkadang juga dibawah...
Mengelinding mengikuti arah bernama takdir
Tapi terkadang pun mogok di jalan karena kempes, ataupun terjungkir balik
karena terkena batu...

Tak selalu bicara tentang manis atau pahit, tapi juga tentang berbagai rasa
dan kita harus menelannya secara bersama agar tercipta sebuah rasa...

Terkadang airmata tak hanya membuatmu merasa pilu,
tapi juga sebagai ungkapan hati
mencari kelegaan dan mencari ketenangan diantara butiran yang mengalir...

Entah dalam hal apa hidup itu mulai dipertanyakan,
layaknya sebuah pertanyaan :
'Hidup itu sulit ya?'
Dan aku menjawab dengan hal yang sama 'Sulit dibanding dengan hal apa?'


So, here I am...
To love what I do...

Selasa, 25 Desember 2012

I Love Photograghy, coffe, and smile

I need so many things in my live.
I need Love, Faith, Patience, Courage, UNDERSTANDING, Peace, ect...
And I love what i do...
Because the live just about what u doing to, not about what u wait for....

Senin, 24 Desember 2012

Move On and U'll Feel Live More

Yeeeeaaaaayyyyyyyyy..... !!!!
Gone... gone... gone... stop long sleep and MOVE ON...
U WILL GET MORE ABOUT LIVE IF U FEEL FREE.... :)

Minggu, 23 Desember 2012

First Post

Ini adalah postingan pertama ku.
Hari ini hari yang cukup menyenangkan, sekaligus melelahkan.
Hari ini aku mengunjungi Taman Wisata Alam di Pantai Indah Kapuk (PIK).
Dengan Rp 10.000,- kita sudah bisa menikmati pemandangan hijau sekaligus pantai yang cukup luas terhampar. hanya saja, sayang sekali pantai disana sangat kotor.
Tapi jangan kawatir, karena masih ada tempat-tampat yang wajib dikunjungi.
Salah satunya menara tower, bila naik kesana, kita bisa melihat daerah Jakarta Barat dan hamparan Pantai Indah Kapuk. So, hanya dengan Rp 10.000,- kita bisa menikmati pemandangan yang cukup menyegarkan mata. Setelah seminggu berutinitas dengan pekerjaan, akhir pekan adalah waktu yang wajib dimiliki untuk menyegarkan mata....
So try it again... :)